Mulutku mulai bergerak menuju liang kewanitaannya, dengan rambut yang jarang, bau aroma birahinya sangat terasa sekali. Aku mulai menjilati pinggiran hutannya, dan kemudian perlahan kutaruh lidahku di tengah-tengah vaginanya. Kakinya kuangkat ke pundakku supaya aku dapat lebih leluasa menjilatinya. Rasanya agak anyir tapi setelah lidahku masuk lebih dalam rasanya berubah menjadi asin dan gurih. Asripun bertambah menggeliatnya. Tanganku dengan merangkul pahanya mencari bibir vaginanya lalu kubuka dengan menariknya ke samping, supaya lidahku bisa merasakan lendirnya yang lebih dalam. Asri juga tidak mau kalah kepalaku mulai didorong dan ditariknya karena gemas dan kegelian.
Pada saat itu aku masih belum menemukan clitorisnya, lidahku masih menjilati dan mencari-cari, bagian atas dari vaginanya, aku masukkan lidahku dalam vaginanya, dan menari-nari di dalamnya, dan membuat dia keenakan dankegelian, pinggulnyapun mulai bergoyang.
Sekitar5 menit lidahku bermain-main di situ. Sampai pada suatu saat aku merasa ada benjolan kecil, aku mencoba untuk menguak hutannya, dan akhirnya aku temukan clitorisnya, kulihat dia mulai meremas-remas buah dadanya, dan tanpa membuang waktu kuhisap clitorisnya perlahan, dan saking gemasnya dia mengepit kepalaku di antara kedua pahanya, dan menggeliat pada waktu yang bersamaan. Dengan jariku clitorisnya kuusap, dan gesek, lidahkupun masuk ke dalam vaginaya yang masih basah, aku juga merasakan makin banyak cairan yang keluar setelah aku gesek clitorisnya. Lidahku masih menari-nari di dalam vaginanya sambil sekali-kali aku hisap lendir dari dalam vaginanya. Penutup clitorisnya kubuka, dan kujilati juga waktu masih basah kutiup clitorisnya dari dekat,dan dia rupanya kedinginan.
“Mbak Mara jangan ditiup dingin..”, Karena clitorisnya sudah ketemu maka kuhisap lagi sambil tanganku membantu untuk meremas dadanya, satu tangan meremas dadanya, dan tangan satunya aku mainkan vaginaku.
CERPEN :karena kita sama
13 years ago
No comments:
Post a Comment