Buah dadanya tidak sebesar punyaku, tapi mempunyai bentuk yang bagus, seperti buah pear dibelah dua, dengan putingnya yang berwarna kemerah-merahan menonjol keluar, warnanya serasi sekali dengan warna kulitnya yang kecoklatan.
Aku bedaki dadanya, dan kurasakan buah dadanyayang empuk dan lembut. Tanganku tidak berhenti sampai di situ, aku usap perut, dan dengan nakalnya jariku bermain-main di pusarnya, Asripun menggeliat kegelian. Dan aku menaikkan tanganku kembali ke buah dadanya, yang kuusap dan setengah kuremas juga, dia hanya menggeliat.
“mmbak.., aah..”. Putingnya tidak ketinggalankupilin, dan kucubitin kecil, tidak terlalu keras. Kusuruh dia untuk berbalik supaya aku bisa mengusap punggungnya, hanya kuusap sebentar saja. Dari belakang tanganku pergi ke dadanya lagi, sedangkan dadaku menempel di punggungnya, sesekali dia bergoyang dan aku merasa punggungnya bergesekan dengan putingkuyang mulai mengeras.